Tugas 1
Mencari sumber skripsi dari internet.

1. Setelah sukses menciptakan mobil hemat BBM, kali ini mahasiswa ITB lainnya mampu membuat sebuah robot cerdas berkaki enam yang digerakkan servo. Serupa dengan cara kerja mobil remote control, namun robot ini dapat dikendalikan arah sudutnya.

Robot berkaki enam karya mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mampu mendeteksi titik api dan memadamkannya dengan kipas. Selain itu, robot tersebut juga memunyai keahlian lainnya, yakni menari dan menulis.
Adalah Ardya Dipta Nandaviri, Syawaludin Rachmatullah, dan Adhi Ichwan Kurniawan, mahasiswa Teknik Elektro ITB yang sukses menciptakan robot cerdas yang bisa memadamkan api. Robot tersebut berkaki enam (hexapod) yang bisa bergerak dengan bantuan servo.

Ardya menjelaskan servo merupakan motor penggerak yang umumnya banyak digunakan para penggemar helikopter dan mobil remote control. Namun berbeda dengan motor biasa yang hanya dapat dikendalikan kecepatannya, motor servo pada robot hexapod dapat dikendalikan arah sudutnya dengan memberikan sinyal tertentu. Dengan sinyal tersebut, Ian-jut Ardya, motor servo dapat "diperintah" untuk memutar lengan robot sesuai dengan sudut yang dikehendaki. Kombinasi lengan-lengan inilah yang dapat membuat robot bergerak luwes tak ubahnya makhluk hidup.

Servo pada hexapod terdiri dari motor DC (dinamo), rangkaian pengendali motor, dan gearbox. Bagian yang disebut terakhir terbentuk dari berbagai bahan, seperti nilon, metal, atau titanium. Semakin bagus bahannya, semakin awet dan kuat pula motor servo tersebut.

Untuk memilih motor servo yang cocok bagi robot hexapod, ketiga mahasiswa ini memperhitungkan beban yang akan ditanggung. Pasalnya, masing-masing servo memiliki keterbatasan beban yang dapat diangkut. "Hal ini yang disebut kemampuan torsi atau torque" imbuh Ardya.

Adapun metode yang digunakan dalam mendesain robot, dikatakan Ardya, berlandaskan pada teori elektronika praktis. Pada dasarnya, tambah Ardya lagi, robot bisa bergerak dengan sistem mikrokontrol-er dan mekanisme motor servo.

Setelah urusan servo selesai, maka tim peneliti tersebut memperhitungkan bagian sen-somya. Dengan adanya sensor, robot ini memang bisa bergerak lincah seperti laba-laba, sebab peranti tersebut berfungsi sebagai pemandu arah, gerak, serta mengindentifikasi titik api.

Hexapod, kata Ardya, dilengkapi dua sensor, yakni sensor kompas ultrasonik dan navigasi. Dengan begitu, robot mampu mendeteksi lokasi api, kemudian bergerak secara acak dan memiliki arah serta jalur yang paling efisien menuju lokasi api tersebut.

Setibanya di lokasi yang ditu-ju, robot akan memadamkan api menggunakan kipas yang terbenam pada robot tersebut. Untuk bisa memadamkan api, sistem sensor dirancang sebagai navigasi robot.

Sensor navigasi ini menggunakan sensor ultrasonikyang berguna mendeteksi jarak dinding labirin. Sehingga robot bisa bergerak me-nyusuri dinding dan mengetahui apakah ada rintangan dalam jalur yang akan dilaluinya.

Sedangkan untuk sistem pendeteksi api, mereka menggunakan sensor yang sudah umum digunakan, yakni infrared Aan UV (ultra violet) Tron Hamamatsu. Adapun sistem pemadamnya menggunakan jaringan relay dan motor DC untuk menggerakkan kipas yang menghembuskan angin ke sumber api.

Perihal pemilihan kipas sebagai alat pemadam api semata-mata demi mengurangi beban. Jika menggunakan air, diperlukan semacam tangki penampung yangmenambah beban ke servo.

Dikhawatirkan beban ini akan mengakibatkan kerusakan sistem, misalnya terjadi kebocoran yang berpotensi merusak sistem dan rangkaian pada robot.

Sistem Pengendali

Robot berdimensi 27 x 27 x 30 sentimeter dengan kecepatan rata-rata sekitar 0,5 - 1 kilometer per jam ini menggunakan sistem pengendali berupa rangkaian mikro-kontroler AVR. Mikrokontroler ini dapat diprogram sesuai keinginan dengan menggunakan bahasa pem-programan yang mudah dipelajari, yakni Bahasa C.

Untuk pengendali motor servo, ditambahkan rangkaian khusus yang bisa memberikan sinyal guna membentuk sudut-sudut engsel. Sebenarnya, masing-masing motor servo memiliki rangkaian pengendali dan menstabilkan gerakan.

Sebagai sistem mekaniknya, ro-bot memiliki tiga sendi (engsel) di setiap kaki. Bagian ini digerakkan oleh motor servo. Lantaran begitu, ada 18 servo yang dipasang untuk menggerakkan kaki-kaki tersebut.

Untuk memudahkan pergerakan robot, tim ini menambahkan rangkaian pengendali servo di sampingrangkaian mikrokontroler. Guna menggerakkan 18 servo secara sinkron, dilakukan penghitungan matematis secara terperinci terhadap servo-servo tersebut. "Tujuannya agar bisa menghasilkan pergerakan yang halus," beber pria kelahiran Surabaya, 10 Desember

1988 ini.

Tak mengherankan dengan penghitungan yang matang terhadap berbagai kombinasi servo ini, robot bisa melakukan beragam gerakan. Sebut saja Berjalan Han menulis jika ditambahkan pena pada robot tersebut.

"Untuk bisa menulis, kami me-ngalkulasikan sudut-sudut ke-18 servo tersebut dengan kombinasi yang tepat. Dengan kalkulasi ini, kami dapat membuat kaki robot tetap menapak di tempatnya, sedangkan badannya bergerak sesuai dengan tulisan yang diinginkan," papar Ardya.

Lebih lanjut, Ardya menjelaskan, platform robot hexapod sebenarnya bisa dioptimalkan untuk berbagai gerakan, (ika sudah menguasai cara mengendalikan pergerakan robot, seorang pencipta robot hexapod bisa mendesainnya untuk berlari atau menari.

Contohnya robot hexapod buatan Ardya dan rekan-rekannya itu. Mereka bahkan merancangnya untuk bisa menari. "Di samping bisa memadamkan api dalam kontes, kami juga merancang aplikasi menari," ucap mahasiswa semester delapan jurusan Teknik Elektro spesialisasi mikroelektronika ITB ini.

Agar robot bisa bergerak sempurna, maka tim peneliti menguji-cobakannya terlebih dahulu. Pengujian ini terbagi menjadi beberapa tahap, misalnya menguji kemampuan sensor, kecepatan, kekuatan motor servo, dan sinyal mikrokontroler. vlc/L-3

http://bataviase.co.id/node/224444 (dilihat pada 9 juni 2011 jam 14.15 WIB)

2. Robot Pemadam Kebakaran Penulis : Team Andriewongso.com Sabtu, 26-April-2008 Kebakaran seringkali terjadi tiba-tiba. Karena itu, tak jarang memakan korban jiwa dan benda yang tak sedikit. Apalagi, biasanya saat menunggu tim pemadam kebakaran, butuh waktu cukup lama. Maka, tak heran jika kemudian dicari berbagai alternatif cara untuk mengatasi persoalan ini. Salah satunya, yaitu dengan menciptakan robot pemadam kebakaran.

Sebuah perusahaan bernama Chula Vista di California bekerja sama dengan InventHelp membuat robot pemadam kebakaran yang diberi nama Fire Robot. Teknologi yang ditanamkan pada robot ini diharapkan dapat mengurangi jumlah korban jiwa dan harta akibat kebakaran.

Fire Robot yang dilengkapi dengan pompa air berkapasitas 3000 gallon air per menit ini akan menyemprotkan air dan zat kimia untuk memadamkan api. Selain itu, robot ini juga memiliki enam saluran untuk memancarkan air, pompa penekan yang berisi zat kimia pereda api, empat saluran pemancar untuk menyalurkan zat kimia, tiga pompa air penekan, dan memiliki serangkaian kamera video serta lampu khusus.

Robot berbentuk mirip tank militer ini dikendalikan dengan remote kontrol berbasis satelit. Dengan remote kontrol ini kita dapat menggerakan robot, kamera, mengoperasikan pompa, arah, dan tekanan air. Kita juga dapat melihat output kamera dari empat monitor. Sistem penggerakan robot ini digerakkan oleh motor diesel, 12 silinder dan sebuah pemancar.

Untuk mendukung kerja robot, sebuah kendaraan pemompa air akan disertakan dengan penghubung selang karet. Kendaraan tersebut terdiri dari sebuah silinder 12 dan kamera serta berisi 25 ribu galon air.

Inovasi ini tentunya diharapkan bisa mengurangi dampak buruk kebakaran. Namun, cara paling efektif tetaplah dengan membangun kesadaran untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya kebakaran. Jadi, sudahkah Anda mematikan bahan atau benda yang kemungkinan bisa memicu terjadinya kebakaran hari ini?

http://www.andriewongso.com/artikel/aw_corner/1302/Robot_Pemadam_Kebakaran/(dilihat pada 9 juni 2011 jam 14.20 WIB)